Perbedaan Naskah dengan Teks
Naskah
adalah dokumen tertulis yang ditulis dalam buku yang menyimpan ungkapan dan
perasaan sebagai hasil budaya masa lampau.
Contohnya:
Naskah yang paling tua Tjandara Kanana (dalam bahasa jawa kuno abad ke - 8)
Teks adalah data yang terdiri
dari karakter – karakter yang menyatakan kata – kata atau lambang – lambang
untuk berkomunikasi dengan manusia dalam bentuk tulisan.
Contohnya:
Pada naskah teks proklamasi yang berarti kami bangsa indonesia menyatakan
dengan ini kemerdekaannya.
Perbedaan naskah dan prasasti
Naskah
1. Naskah pada umumnya
berupa buku atau bahan tulisan tangan.
2.
Naskah
pada umumnya panjang, karena membuat cerita lengkap.
3.
Naskah
pada umumnya anonim dan tidak berangka
tahun prasasti sering menyebut nama
penulisnya dan ada kalangan memuat angka tahun yang ditulis dengan angka
atau sengkalan.
4.
Naskah
berjumlah banyak karena disalin.
5.
Naskah
yang paling tua Tjandra (dalam bahasa jawa kuno ) berasal kira –kira dari abad-
ke 8.
Prasasti
1.
Prasasti
berupa tulisan tangan pada batu ( andesit,
berporus, batu putih ) batu
bata, logam, (emas, perak , tembaga) gerabah marmer kayu dan
lontar.
2.
Prasasti
pada umumnya pendek karena memuat soal – soal yang ringkas saja contohnya
pemberitahuan resmi mengenai pendirian bangunan suci.
3.
Prasasti
sering menyebut nama penulisnya dan ada kalanya memuat angka tahun yang ditulis
dengan angka atau singkalan.
4.
Prasasti
tidak disalin sehingga jumlahnya relatif tidak banyak, kurang lebih 500 buah.
5.
Prasasti
yang paling tua berasal dari abad ke 4 ( prasasti kutai )
Macam-macam variasi teks yang tanpa
disengaja oleh penyalin
1.
Tekstologi
adalah ilmu yang mempelajari seluk – beluk dalam teks meliputi meneliti
penjelmaan dan penurunan teks sebuah karya sastra, penafsiran dan pemahamannya
dengan menyelidiki sejarah teks suatu karya.
Prinsip
– prinsip tekstologi yaitu :
Ø Penelitian teks harus
didahulukan dari penyuntingannya
Ø Teks harus diteliti
secara keseluruhan
Ø Edisi teks harus
menggambarkan sejarahnya
2.
Kodikologi
adalah ilmu kodeks. Kodeks adalah bahan tulisan tangan atau menurut the new oxfond dictionary (1928) :
Manuscriptvolume , esp of ancient teds
gulungan atau buku tulisan tangan terutama dari teks – teks klasik.
Prinsip
– prinsip kodikologi yaitu :
Ø Kodikologi mempelajari
seluk beluk semua aspek naskah ( bahan, umur, tempat, penulisan, dan perkiraan penulisan )
Ø Kodikologi adalah ilmu
tentang kodeks artinya bahan tulisan tangan terutama dari teks klasik.
Ø Pada hakikatnya kodeks
berbeda dengan naskah kodeks adalah buku yang tersedia untuk umum selalu didahului
oleh naskah
3.
Hapiografi
adalah penyalin kurang memahami bahasa atau pokok persoalan naskah yang disalin itu mungkin pula karena
tulisan tidak terang karena salah baca atau karena ketidaktelitian sehingga
beberapa huruf hilang. Contoh: berdandan perak <> berdandan perak.
4.
Lakuma
adalah apakah ada tempat yang korup apakah ada bagian dari teks yang
ditinggalkan.
5.
Kolofon
adalah penyalinan yang memberi catatan pada akhir teks mengenai bilamana dan
dimana teks itu selesai disalin. Contohnya : Perbandingan tahun masehi dengan
tahun saka.
6.
Saut
du meme au meme adalah penyalinan maju dari perkataan ke perkataan yang sama.
Contoh: Sehingga membuat -> sehingga membuat – ( ada ungkapan atau frase
yang tertinggal ) – sehingga membuat.
7.
Water
mark adalah apabila kolofon tidak ada kertasahan naskah sering memperlihatkan
tanda atau lambang pabrik yang membuat kertas itu. Contoh: Penyalinan naskah
pada karya ( Baried 1994 : 61 )
8.
Ditografi
adalah suatu kata atau bagian kalimat beberapa baris atau satu bait terlampaui
atau sebaliknya ditulis dua kali.
9.
Interne
evidentie adalah umur naskah hanya dapat dirunut berdasarkan keterangan dari
dalam. Contohnya : Portugis dikalahkan
oleh bangsa belanda (1641) berarti bahwa naskah yang memuat peristiwa itu
ditulis sesudah tahun 1641.
10.
Externe
evidentie adalah keterangan dari luar naskah itu sendiri. Contohnya : Pustaka –
pustaka lain yang menyebut umur teks yang bersangkutan ( Baried, 1994 = 60 –
61)
Tugas
ll
Metode -
Metode Kritik Teks
1. Metode
Objektif
Yaitu meneliti secara sistematis hubungan
kekeluargaan naskah-naskah sebuah teks atas dasar perbandingan naskah yang
mengandung kekilafan berasama. Dengan metode ini, kita dapat mengetahui kekerabatan antara satu naskah dengan naskah
yang lainnya (silsilah naskah ). Penentuan kekerabatan naskah dapat dilihat
dari jumlah perbedaan dan persamaan kesalahan yang terdapat dalam teks naskah.
Semakin banyak perbedaan si antara naskah tersebut maka semakin jauh hubungan
kekerabatannya,sedangkan apabila persamaannya lebih banyak maka naskah-naskah
itu sekerabat bahkan mungkin berasal dari satu sumber.
2. Metode
Intuitif
Yaitu salah satu metode
penelitian nng berdasarkan pengetahuan
sendiri, dengan cara mengambil naskah yang di anggap palin tua teks yang di
pandang tidak betul atau tidak jelas di
perbaiki berdasarkan naskah lain yang isinya sama jasarkan akal sehat dan
pengetahuan dari penelitiannya. Untuk menggunakan metode ini diperlukan
pengetahuan luas mengenai kehidupan pada masa naskah itu ditulis. Terutama
pengetahuan mengenai, sastra, dan ilmu lain yang mengaruhi kehidupan naskah
tersebut.
3. Metode
Stema ( metode Obyektif )
Metode
ini diperkenalkan oleh Lachman dan kawan-kawan pada tahun 1930an
Cara kerja:
Ø Meneliti secara
sistematis hubungan kekerabatan antar naskah atas dasar perbandingan naskah
yang kekhilafan bersama.
Ø Naskah yang memiliki
kesalahan yang sama dan berada di tempat yang sama pula,maka naskah berasal dari satu sumber.
Ø Atas dasar
kekeliruan-kekeliruan bersama dalam naskah kemudian di kelompokan dan di
tentukan silsilah naskah.
Ø Baru kemudian dilakukan
kritik teks yang sebenarnya.
4. Metode
gabungan
Adalah salah satu metode
penyuntingan naskah banyak yang menggunakan semua naskah yang di temukan,
dengan cara dibanding – bandingkan. kesalahan – kesalahan yang terdapat dalam teks
naskah di betulkan dengan cara memilih teks yang paling banyak (mayoritas) atau
dengan cara vooting. Dengan metode ini akan di dapatkan sebuah naskah baru
(edisi) yang merupakan hasil turunan dari beberapa naskah stelah di adakan
pembetulan denagn cara seleksi penggabungan atau mengambil bacaan yang paling
banyak (bacaan mayoritas).
-
Metode
ini di pakai apabila nilai naskah menurut tafsiran filologi semuanya hampir
sama dan kalau pun ada perbedaan hal itu tidak mempengaruhi teks.
-
Dalam
metode ini, suntingan naskah atau teks merupakan gabungan bacaan dari semua
naskah yang ada.
Cara
kerja
Ø Memilih bacaan mayoritas
atas dasar perkiraan bahwa jumlah naskah yang banyak itu merupakan saksi bacaan
yang betul
Ø Jika ada karangan dalam
hal bacaan, maka di pakai pertimbangan lain di antaranya :
·
kesesuaiannya
dengan norma tata bahasa keutuhan cerita.
·
Jenis
sastra – latar belakang
·
Dan
faktor – faktor literer lain
5. Metode
landasan
Menurut Sudardi, Metod Landasan
ialah penyuntingan dengan mengambil satu naskahyang dianggap paling baik
kualitasnya.naskah yang dianggap paling baik diambil sebagai dasar suntingan,
sementara naskah-naskah lainnyahanyan sebagai
penunjang bila ada hal-hal yang meragukan. Selanjutnya menurut Lubis,hal
ini diketahui bila diadakan penelitian yang cermat terhadap bahasa, kesastraan,
sejarah, dan segala hal tentang teks,sehingga dapat dikatakan bahwa teks satu
lebih unggul dibandingkan teks yang lainnya. Karena itu,teks yang dinyatakan
memiliki bacaan yang paling baik itu, dijadikan dasar untuk edisi atau
penyuntingan naskah.
Metode
ini diterapkan apabila menurut tafsiran ada satu atau segolongan naskah yang
unggul kualitasnya dibandingkan dengan naskah-naskah yang diperiksa dari sudut
bahasa , kesastraan, sejarah,dan lain sebagainyasehingga dapat dinyatakan
sebagai naskah yang mengandung paling banyak bacan yang baik.
6.
Metode Naskah Tunggal
Metode digunakan apabila terdapat
satu-satunya teks yang dapat diteliti. Dalam meneliti naskah tunggal , ada dua
cara yang ditempuh, yakni metode diplomatik
dan metode standart.
Ø Metode edisi diplomatik
Dalam
edisi diplomatik, peneliti menyunting naskah seteliti mungkin. Ini juga berarti
teks tidak boleh diubah, seperti ejaan, pungtuasi, atau pembagian teks. Edisi diplomatik ini pernah dilakukan oleh
Dr. Brandes, seorang ahli bahasa berkebangsaan belanda yang melaukan edisi teks
negara kertagama dengan kode naskah cod. Cor 5023. Ia menyalin kembali naskah
ini dengan aksara Bali tanpa membuat terjemahan
atau pun komentar di dalam naskah tersebut. Ia menyalin hal tersebut
dengan nama yang sama dengan aslinya.
Kemudian prof. Kern, dari Leiden membuat transliterasi dan komentar
terhadap naskah Negara kertagama dalam bahasa Belanda.
Cara kerja
·
Membaca
naskah dengan seteliti – telitinya
·
Menerbitkan
naskah tersebut tanpa mengadakan perubahan – perubahan
·
Edisi
diplomatik yang paling sempurna adalah menerbitkan naskah asli den yang gan
cara reproduksi fotografis (faksimile)
·
Edisi
diplomatik juga bisa di lakukan dengan cara membuat transliterasi yang setepat- tepatnya
Ø Metode standar
Dalam
metode edisi standar ini, tugas dari peneliti adalah melihat semua aspek
kegiatan untuk mengolah teks untuk pembaca, yaitu membuat transliterasi, membagi teks dalam bentuk kata
– kata menggunakan huruf besar dan pungtuasi, serta membetulkan kesalahan teks.
Dengan kata lain,pembaca betul-betul dibantu oleh peneliti untuk mengatasi
kesulitan dalam hal pembacaannya. Walaupun peneliti mmbuat beberapa perbaikan,
ia harus mempertanggung jawabkannya dengan memasukkannya ke dalam aparat
kritik. Aparat kritik adalah halaman
tempat peneliti meuliskan segala perubahan yang dilakukan terhadap naskah yang
di telitinya. Jadi, tidak ada perubahan yang dilakukan peneliti terhadap naskah
garapannya tersebut yng tidak diperbuganakannya. Naskah negara kertagama yang di
edisi oleh Prof. Kern, adalah metode standar. Ia membuat perbaikan- perbaikan terhadap naskah
tersebut, kemudian mempublikasikannya. Pada tahun 1919, Prof. Krom dari Belanda
juga melakukan edisi teks Negara
Kertagama dengan cara melampirkan semua catatan pemikirannya untuk pemahaman
teks tersebut menjadi lebih baik.
Cara Kerja Edisi Standar :
·
Menerbitkan
naskah dengan cara membetulkan kesalahan- kesalahan kecil dan ketidak ajengan
yang ada dalam teks, dan ejaan disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku.
·
Dilakukan
pengelompokan kata, pembagian kalimat, pungtuasi, dan di berikan komentar
mengenai kesalahan – kesalahan teks.
·
Pembetulan
yang tepat dilakukan atas dasar pemahaman yang sempurna sebagai hasil
perbandingan dengan naskah – naskah sejenis yang sezaman.
·
Semua
perubahan yang dilakukan di catat di tempat yang khusus agar dapat di periksa
dan di perbandingkan dengan bacaan naskah ehingga kemungkinan penafsiran lagi oleh pembaca.
·
Semua
usaha perbaikan harus disertai pertanggungjawabkan dengan metode rujukan yang
tepat. Bandingkan dengan naskah – naskah
sejenis atau sezaman.